Tulungagung Kota Seribu Cethe

Tulungagung adalah sebuah kota kecil yang berada di Jawa Timur. Tulungagung sendiri berasal dari kata Tulung dan Agung. Kata Tulung sendiri memiliki arti sebagai pertolongan, minta tolong, atau meminta bantuan. Sedangkan untuk kata Agung memiliki makna sebagai akbar atau besar. Maka, apabila kata Tulungagung dijadikan satu memiliki arti sebagai meminta tolong atau pertolongan yang besar besar.  Kota Tulungagung memiliki luas sebesar 1.055,54 km dengan jumlah populasi sebanyak 1,119 juta (2019). Kota ini memiliki 19 kecamatan, 14 kelurahan, dan 257 desa dari total (666 kecamatan, 777 kelurahan, dan 7.724 desa di Jawa Timur. 

Tulungagung memiliki julukan sebagai kota seribu warung kopi. Hal ini dikarenakan kota ini memiliki warung kopi di setiap sudutnya. Kopi yang sangat terkenal di kota ini adalah kopi cethe, yang mana kopi tersebut memiliki keunikan sendiri yang dapat menjadi ciri khas dari kota ini. Keunikan tersebut bermula dari adanya sebuah kopi dan rokok. Dalam kopi memiliki endapan yang disebut "lethek". Lethek tersebut dioleskan di batang rokok dan digambar sesuai dengan selera. Dari adanya seribu tempat kopi, adapun tempat kopi yang sangat terkenal atau dikenal oleh masyarakat luas yang bernama Kopi Mak Tin yang berada di daerah Bolorejo, Kecamatan Kauman. Kopi tersebut dikenal dengan kopi ijo (hijau) nya. Tempat ini dikenal luas oleh berbagai kalangan, mulai dari masyarakat muda hingga tua sekalipun. Tempat ini dinilai strategis karena berada di tengah-tengah Kota Tulungagung.

Selain itu, adapun kebudayaan yang menjadi ciri khas dari kota ini. Tari Reog Kendang merupakan tarian yang sering dilakukan oleh masyarakat muda di Tulungagung. Bahkan, tarian ini kebanyakan di nyanyikan dan menari oleh kalangan anak-anak SD sebagai salah satu ekstrakurikuler. Tari Reog Kendang merupakan sebuah modifikasi dari Kota Ponorogo. Dengan kata lain, masyarakat Tulungagung telah melakukan proses amati, tiru, dan modifikasi (ATM).